Selasa, 02 Desember 2014

Rehabilitasi Kadio-Vaskular



Rehabilitasi Kardio-vaskular

Kemampuan maksimal individu untuk melakukan pekerjaan mencerminkan kebugaran kardiovaskularnya. Standar emas mengukur kebigaran kardiovaskular adalah konsumsi oksigen maksimal atau VO2 maksimal. Konsumsi oksigen maksimal didefinisikan sebagai tingkatan latihan yang dicapai oleh suatu individu, pada titik tersebut kelelahan atau gejala-gejala yang timbul mencegah individu tersebut untuk melakukan latihan lebih lanjut. Oleh karena itu, diperlukan alat yang lebih praktis dan berguna secara klinis dalam menilai kebugaran kardiovaskular.
                Cara yang dapat menentukan frekuensi denyut jantung seseorang adalah melalui uji treadmill latihan. Uji latihan dengan treadmill, atau dengan suatu ergometer lengan untuk seseorang yang tidak mampu berjalan, membantu dalam menentukan frekuensi denyut jantung maksimal yang dapat dicapai seseorang. Karena frekuensi denyut jantung berbanding lurus dengan konsumsi oksigen. Frekuensi denyut jantung maksimal memberikan beberapa petunjuk untuk kebugaran kardiovaskular atau jumlah kerja internal maksimal yang dapat dilakukan.
                Beberapa orang akan memiliki system kardio pulmonary muscular yang lebih efisien dibanding dengan yang lainnya dan karenanya akan menyelesaikan lebih banyak pekerjaan eksternal pada frekuensi denyut jantung atau konsumsi oksigen yang sama daripada individu yang tidak efisien. Namun system kerja kardio-pulmonal-muskular yang tidak efisien dapat menjadi lebih efisien. Hal ini merupakan tujuan dari latihan kardiovaskular yang tidak efisien dapat menjadi lebih efisien. Hal ini merupakan tujuan dari latihan kardiovaskular; pada saat efisiensi meningkat sebagai hasil dari latihan pemeliharaan kardiovskular.
                Jumlah latihan yang diperlukan untuk menginduksi efek pemeliharaan kardiovaskular pada seorang yang normal adalah 30 hingga 60 menit  latihan aerobic tiga sampai lima kali per minggu pada intensitas denyut jantung maksimal 70%. Latihan aerobic diartikan sebagai latihan repetitive dan ritmik yang menggunakan sekelompok otot yang secara adekuat menginduksi respons denyut jantung; aktivitas dapat meliputi berjalan cepat, jogging, bersepeda, atau berenang. Aktivitas aerobic selama 30 menit selalu diawali dengan periode pemanasan peregangan dan pendinginan selama masing-masing 10 hingga 15 menit.                Orang yang telah mengalami suatu peristiwa jantung diberikan intensitas latihan yang berbeda. Mereka jug diikutsertakan dalam aktivitas aerobic selama 30 menit, diawali dan diikuti dengan 15 menit peregangan, namun intensitasnya 60% dari frekuensi denyut jantung maksimal yang didapat pada uji latihan treadmill terbatas gejala.                Pada pasien angina stabil kronik diramalkan akan mengalami onset nyeri pada tingkat tertentu dari denyut jantung yang diinduksi latihan dan tekanan darah sistolik, pasien dengan kondisi tersebut harus melakukan latihan 10 denyut per menit di bawah denyut jantung simtomatiknya untuk memunculkan efek pelatihannya.
Langkah
Muatan Kerja MET
Lokasi
Aktivitas
1
1,5
Kamar Pasien
Pompa pergelangan kaki, napas dalam dan batuk, P-AAROM seluruh ekstremitas; makan sendiri
2
1,5
Kamar Pasien
Di atas; ditambah, berpindah ke sisi tempat tidur dan kursi; berjalan ringan
3
1,5
Kamar Pasien
AROM, peregangan, berdiri di kursi, mandi, berjalan dipacu pelan-pelan
4
1,5 hingga 2,0
Ruang Perawat
Berjalan diawasi sejauh 75 kaki, akttivitas berpakaian
5
1,5 hingga 3,0
Ruang Perawat atau ruang Senam
Berjalan sesukanya pada ruang perawat, 2 hingga 3 tangga, aktivitas sehari-hari dalam bak; berjalan sejauh 100 hingga 300 kaki, naik sepeda diam (tanpa tahanan) selama 3 menit, aktivitas pemanasan
6
1,5 hingga 3,0
Ruang Senam
Berjalan 500 kaki, 2 setengah langkah atau 8 tangga, 5 menit naik sepeda diam; ajarkan untuk menghitung frekuensi denyut nadi

Tingkat
Waktu
Aktivitas
1
3-4 minggu/ml dipantau
8 menit x 2 dengan sepeda diam pada MET 35% yang diperoleh dengan ETT (MET-ETT)
2
4 minggu
8 menit x 2 dengan ergometer lengan pada MET 30% yang diperoleh dengan ETT
12 menit pada 50% MET-ETT dengan treadmill
3
4-5 minggu
Sama, kecuali intensitas treadmill ditingkatkan menjadi 70% MET-ETT
4
5 minggu
Sepeda: 12 menit pada 45% MET-ETT
Ergometer lengan: 8 menit x 2 pada 45% MET-ETT
Treadmill: 12 menit pada 75% MET-ETT
5
5-6 minggu
Sepeda: 15 menit pada 45% MET-ETT; bila tidak, sama
6
6 minggu hentikan pantauan jika stabil
Ergometer lengan: 8 menit x 2 pada 45% MET-ETT
Treadmill: 15 menit pada 75% MET-ETT
7
6-7 minggu setelah MI
Sepeda: 15 menit pada 3,7 METS
Ergometer lengan : 8 menit x 2 pada 4,5 METS
Treadmill: 14 menit pada 3,9 METS
Mesin dayung: tahanan rendah selama 3-5 menit
8
7 minggu
Sepeda: 15 menit pada 4,9 METS
Ergometer lengan: 8 menit x 2 pada 5,5 METS
Treadmill: 20 menit pada 3,9 METS
9
9 minggu
Sepeda: sama
Ergometer lengan: 8 menit x 2 pada 6,4 METS
Treadmill: 22 menit pada 6 METS
10
11 minggu
Sepeda: 15 menit pada 6,1 METS
Ergometer lengan:sama; Treadmill 25 menit pada 6 METS
11
12 minggu
Sepeda:sama; Ergometer lengan: 25 menit pada 6 METS
12
12 minggu
Sepeda:sama; Ergometer lengan: sama;Treadmill 27,5 menit pada 6 METS
13
13 minggu
Sepeda:sama; Ergometer lengan: sama; Treadmill 30 menit pada 6 METS


 








               
Rehabilitasi jantung biasanya memiliki beberapa fase yang berbeda dan berurutan. 

Contoh fase 1 Garis Besar Aktivitas Rehabilitasi Jantung

Tingkat Aktivitas yang Dianjurkan untuk Fase 2 Rehabilitasi Jantung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar